MAKALAH
GIZI
DAN KESEHATAN AUD
Tentang
MAKANAN
SEHAT
Oleh:
SARI
RAHAYU RAHMADANI
54423/2010
REGULER MANDIRI 2010
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
1. Menu
Menu
adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan
saling melengkapi untuk kebutuhan makan seseorang. Dalam menu makanan
sehari-hari haruslah menitik beratkan pada menu yang seimbang bagi kebutuhan
energy sehari hari. Menu seimbang maksudnya disini adalah menu yang mengandung
semua golongan bahan makanan, dengan memperhatikan keseimbangan zat gizi yang
terkandung didalamnya, sesuai kebutuhan tubuh.
Satu
hidangan terdiri dari beberapa bahan makanan yang masing-masing mengandung
beberapa jenis zat gizi yang melengkapi satu sama lain. Susunan hidangan di
Indonesia biasanya disebut dengan 4 sehat lima sempurna yang terdiri dari nasi
sebagai karbohidrat, lauk pauk sebagai protein, buah-buahan dan sayuran sebagai
zat besi dan vitamin serta susu sebagai tambahan mineral atau kalsium.
a. Syarat
penyusunan menu AUD
·
Memenuhi kecukupan energy dan zat gizi
yang sesuai demgan kebutuhan anak (umur, aktifitas, fisik, jenis kelamin)
·
Susunan makanan disesuaikan dengan pola
menu, bahan makanan yang tersedia dan selera makan anak terhadap makanan
·
Bentuk dan porsi makan disesuaikan
dengan daya terima anak
·
Memperhatikan kebersihan pribadi dan
lingkungan
b. Jenis
menu dalam sehari
·
Menu makanan pagi
·
Selingan pagi
·
Menu makan siang
·
Selingan sore
·
Menu makan malam
Selingan
berfungsi untuk menambah zat gizi yang kurang diperoleh pada saat makan utama
biasanya dengan jumlah kalori 150-200 kkal. Makanan selingan tidak bisa
menggantikan waktu makan pagi atau siang/malam karena jumlah kalori yang
rendah. Makanan selingan biasanya diberikan pagi (selingan pagi) pukul 9-10 dan
sore selingan sore) pukul 16-17.
Syarat
makanan selingan adalah:
·
Memberikan zat gizi dan kalori yang
cukup
·
Diberikan porsi kecil dan tidak
mengenyangkan
·
Mudah dicerna dan tidak merangsang alat
cerna
·
Diberikan dalam waktu yang tidak terlalu
dekat dengan waktu makan
·
Disajikan semenarik mungkin
·
Hindari penggunaan bahan makanan
tambahan
·
Tidak mengandung terlalu banyak gula/
lemak
·
Hindari makanan selingan yang rendah
gizi (kripik, chiki)
·
Hindari makanan selingan yang mengandung
lemak trans seperti dalam biscuit dan cracker
2. Pengetahuan Bahan Makanan
Bahan Makanan
adalah semua bahan yang ada di sekitar
kita, yang mengandung gizi, yang dapat dimakan langsung atau memerlukan pengolahan. .
Contohnya:
beras, jagung, sayur, daging dan telur. Sedangkan yang dimaksud dengan Zat
makanan adalah satuan yang menyusun bahan makanan tersebut. Contoh-contoh Zat
makanan menurut ilmu gizi yang kita kenal adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.
Dalam susunan hidangan di masyarakat berbagai jenis bahan makanan dapat dikelompokan dalam: :
1.Bahan makanan pokok;
2. Bahan makanan lauk pauk;
3. Bahan makanan sayuran;
4. Bahan makanan buah-buahan
Dalam susunan hidangan di masyarakat berbagai jenis bahan makanan dapat dikelompokan dalam: :
1.Bahan makanan pokok;
2. Bahan makanan lauk pauk;
3. Bahan makanan sayuran;
4. Bahan makanan buah-buahan
Beberapa pengetahuan tentang bahan
makanan:
1. Bahan Makanan
Nabati
Contoh : 1.
Padi-padian 3.
Kacang-kacangan 5. Buah-buahan
2.Umbi-umbian 4. Sayuran
2.
Bahan Makanan
Hewani
Contoh : 1.
Daging 3. Telur 5.
Susu
2. Unggas 4. Ikan
3.
Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan (food additive) merupakan bahan yang di tambahkan pada makanan dalam jumlah sedikit sesuai tujuan penambahan. Adapun macam-macam food additive dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Pewarna Makanan
Pewarna makanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Alami: Daun suji, kunyit, cabai dan tomat.
2. Sintetis: food colour kimiawi yang di buat oleh industri .
b. Penambah Rasa Makanan
Penambah rasa makanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Kimia: siklamat, sakarin.
2. MSG: Vitsin, sasa.
C. Penambah Aroma
Penambah aroma yang biasa digunakan adalah penambah aroma yang berupa essence rasa buah-buahan.
d. Bahan Pengawet
Bahan pengawet dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Kimia: asam benzoat dan natrium benzoate.
2. Alami: gula dan garam.
e. Bahan Pengembang
Bahan pengembang adonan dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Bahan pengembang mikro organisme: yeast.
2. Bahan pengembang kimiawi: soda kue dan baking powder.
f. Bahan Pengemulsi
Bahan pengelmusi dapat membantu hasil kue menjadi lebih terasa enak. Contohnya: ovalet dan TBM.
g. Bahan Pengempur Daging
Bahan pengempur daging dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Alami: papaya muda dan nanas muda.
2. Kimia: meat terderizer.
Bahan tambahan makanan (food additive) merupakan bahan yang di tambahkan pada makanan dalam jumlah sedikit sesuai tujuan penambahan. Adapun macam-macam food additive dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Pewarna Makanan
Pewarna makanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Alami: Daun suji, kunyit, cabai dan tomat.
2. Sintetis: food colour kimiawi yang di buat oleh industri .
b. Penambah Rasa Makanan
Penambah rasa makanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Kimia: siklamat, sakarin.
2. MSG: Vitsin, sasa.
C. Penambah Aroma
Penambah aroma yang biasa digunakan adalah penambah aroma yang berupa essence rasa buah-buahan.
d. Bahan Pengawet
Bahan pengawet dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Kimia: asam benzoat dan natrium benzoate.
2. Alami: gula dan garam.
e. Bahan Pengembang
Bahan pengembang adonan dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Bahan pengembang mikro organisme: yeast.
2. Bahan pengembang kimiawi: soda kue dan baking powder.
f. Bahan Pengemulsi
Bahan pengelmusi dapat membantu hasil kue menjadi lebih terasa enak. Contohnya: ovalet dan TBM.
g. Bahan Pengempur Daging
Bahan pengempur daging dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Alami: papaya muda dan nanas muda.
2. Kimia: meat terderizer.
4. Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah kumpulan
metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan
mentah menjadi makanan
atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi
oleh manusia
atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan
makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih dan
telah panen
atau produk hewan yang disembelih
dan penjual daging
danmenggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik, dapat
dipasarkan dan tahan lama. Proses yang sama digunakan untuk
membuat pakan hewan.
Contoh ekstrem pengolahan makanan meliputi penyiapan
ikan fugu mati atau konsumsi dibawah gravitasi nol.
Metode
pengolahan makanan
- Pembagian dan pelunakan
- Pemerasan, seperti untuk membuat jus buah
- Fermentasi contohnya di pembuatan bir
- Emulsifikasi
- Pemasakan, seperti perebusan, pendidihan, penggorengan, pengukusan atau pemanggangan
- Penggorengan lama
- Pemanggangan
- Pencampuran
- Menambah gas seperti pengembang untuk roti atau gasifikasi minuman ringan
- Peragian
- Pengeringan semprot
- Pasteurisasi
- Pengepakan
Selama proses pengolahan terdapat
beberapa persyaratan, antara lain meliputi :
- Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dari tubuh.
- Setiap petugas yang bekerja disediakan pakaian kerja minimal celemek (apron) dan penutup rambut (hair cover), khusus untuk penjamah makanan disediakan sarung tangan plastik yang sekali pakai (dispossable), penutup hidung dan mulut (mounth and nose masker).
- Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
Teknik-teknik
dasar memasak untuk menyiapkan makanan
dengan cara yang sehat.
Baking
Selain roti dan makanan pencuci mulut, Anda dapat
memanggang (baking) makanan laut,
ayam, daging, sayuran dan buah-buahan.
Untuk memanggang, taruh makanan di dalam panci atau diatas piring dan masukkan
ke dalam oven. Anda dapat memasaknya dalam keadaan tertutup. Baking pada
umumnya tidak memerlukan penambahan minyak atau lemak dalam makanan.
Braising
Braising biasanya didahului dengan proses
perendaman makanan ke dalam bumbu terlebih dahulu, kemudian tambahkan sedikit
air, masak dalam keadaan tertutup dengan api yang kecil.
Grilling dan broiling
Grilling adalah proses memasak bahan makanan dengan
menggunakan panas api yang tinggi dan langsung. Untuk grill di luar ruangan,
taruh makanan pada rak grill diatas sumber api. Untuk makanan yang kecil
seperti sayuran cincang, gunakan foil atau keranjang panggang bergagang panjang
untuk mencegah potongan-potongan sayuran tergelincir jatuh melalui sela-sela
rak. Untuk broil dalam ruangan, taruh makanan pada rak broil dibawah sumber
panas. Kedua metode ini memungkinkan lemak
menetes dari makanan.
Poaching
Untuk merebus makanan, didihkan bumbu dengan api
yang kecil dalam air atau cairan beraroma seperti kaldu, cuka atau jus, lalu
masukan makanan, biarkan sampai mereka matang dan empuk. Dengan cara ini
makanan akan mempertahankan bentuknya saat dimasak. Pilih panci tertutup yang
paling sesuai dengan ukuran dan bentuk makanan, sehingga dapat meminimalkan
jumlah cairan yang digunakan.
Roasting
Seperti pada baking, tetapi biasanya dengan suhu
yang lebih tinggi. Prinsip dari roasting ini adalah membuat makanan menjadi
kering dan matang dengan menggunakan oven. Berapa lamanya memanggang tergantung
dari besar kecilnya bahan makanan. Kadang Anda perlu memoles makanan Anda untuk
menjaganya agar tidak kering.
Sauteing
Sauteing adalah memasak cepat pada makanan-makanan
yang relatif kecil atau tipis. Jika Anda memilih menggunakan penggorengan anti
lengket yang berkualitas maka Anda dapat memasaknya tanpa menggunakan minyak
atau lemak. Pada resep tertentu, gunakan kaldu rendah sodium, cooking spray
atau air sebagai pengganti minyak.
Steaming
Mengukus atau steaming adalah memasak bahan makanan
dengan uap air mendidih. Meskipun bahan makanan tidak berhubungan atau kontak
langsung dengan air mendidih namun masih tetap termasuk dalam teknik memasak
basah. Karena bahan makanan tidak bersentuhan langsung dengan air maka gizi
yang terkandung tidak akan banyak yang hilang.
Stir-Frying
Sebuah metode memasak tradisional Asia, stir-frying
adalah menumis cepat makanan-makanan berukuran kecil dan seragam dengan
menggunakan wajan atau penggorengan anti lengket yang besar. Metode ini hanya
membutuhkan sedikit minyak sehingga relatif aman untuk kesehatan, apalagi jika
menggunakan minyak dengan kandungan lemak tak jenuh, seperti minyak canola.
Menggunakan bumbu dan rempah-rempah
Membuat makanan dengan menggunakan bumbu dan
rempah-rempah adalah salah satu cara terbaik untuk menambah warna, rasa dan
aroma pada makanan tanpa menambahkan garam, minyak atau kaldu yang tinggi
lemak. Pilih rempah-rempah segar yang terlihat cerah dan tidak layu, dan
tambahkan pada akhir memasak. Rempah-rempah kering digunakan pada tahap awal
memasak. Ketika ingin mengganti yang kering dengan yang segar, gunakan sekitar
sepertiga dari jumlah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Cahidar (1981). Mari
memasak. Padang : SMK negeri Padang
Soedarmo Purwo (1991). Ilmu gizi. Jakarta: erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar