A. Pengertian
Manajemen Mutu Pendidikan Berbasis
Sekolah.
Bervariasinya kebutuhan siswa akan
belajar, beragamnya kebutuhan guru dan staf lain dalam pengembangan
profesionalnya, berbedanya lingkungan sekolah satu dengan lainnya dan ditambah
dengan harapan orang tua/masyarakat akan pendidikan yang bermutu bagi anak dan
tuntutan dunia usaha untuk memperoleh tenaga bermutu, berdampak kepada
keharusan bagi setiap individu terutama pimpinan kelompok harus mampu merespon
dan mengapresiasikan kondisi tersebut di dalam proses pengambilan keputusan.
Ini memberi keyakinan bahwa di dalam proses pengambilan keputusan untuk
peningkatan mutu pendidikan mungkin dapat dipergunakan berbagai teori,
perspektif dan kerangka acuan (framework) dengan melibatkan berbagai kelompok
masyarakat terutama yang memiliki kepedulian kepada pendidikan. Karena sekolah
berada pada pada bagian terdepan dari pada proses pendidikan, maka diskusi ini
memberi konsekwensi bahwa sekolah harus menjadi bagian utama di dalam proses
pembuatan keputusan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Sementara,
masyarakat dituntut partisipasinya agar lebih memahami pendidikan, sedangkan
pemerintah pusat berperan sebagai pendukung dalam hal menentukan kerangka dasar
kebijakan pendidikan.
Strategi ini berbeda dengan konsep
mengenai pengelolaan sekolah yang selama ini kita kenal. Dalam sistem lama,
birokrasi pusat sangat mendominasi proses pengambilan atau pembuatan keputusan
pendidikan, yang bukan hanya kebijakan bersifat makro saja tetapi lebih jauh
kepada hal-hal yang bersifat mikro; Sementara sekolah cenderung hanya
melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut yang belum tentu sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa, lingkungan Sekolah, dan harapan orang tua.
Pengalaman menunjukkan bahwa sistem lama
seringkali menimbulkan kontradiksi antara apa yang menjadi kebutuhan sekolah
dengan kebijakan yang harus dilaksanakan di dalam proses peningkatan mutu
pendidikan. Fenomena pemberian kemandirian kepada sekolah ini memperlihatkan
suatu perubahan cara berpikir dari yang bersifat rasional, normatif dan
pendekatan preskriptif di dalam pengambilan keputusan pandidikan kepada suatu
kesadaran akan kompleksnya pengambilan keputusan di dalam sistem pendidikan dan
organisasi yang mungkin tidak dapat diapresiasiakan secara utuh oleh birokrat
pusat. Hal inilah yang kemudian mendorong munculnya pemikiran untuk beralih
kepada konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sebagai pendekatan
baru di Indonesia, yang merupakan bagian dari desentralisasi pendidikan yang
tengah dikembangkan.
Manajemen mutu pendidikan berbasis
sekolah merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih
menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah. Konsep ini diperkenalkan
oleh teori effective school yang lebih memfokuskan diri pada perbaikan proses
pendidikan (Edmond, 1979). Beberapa indikator yang menunjukkan karakter dari
konsep manajemen ini antara lain sebagai berikut;
(i)
lingkungan sekolah yang aman dan tertib
(ii)
sekolah memilki misi dan target mutu
yang ingin dicapai
(iii)
sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat,
(iv)
adanya harapan yang tinggi dari personel
sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk
berprestasi
(v)
adanya pengembangan staf sekolah yang
terus menerus sesuai tuntutan IPTEK
(vi)
adanya pelaksanaan evaluasi yang terus
menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan
hasilnya untuk penyempurnaan/perbaikan mutu, dan
(vii)
adanya komunikasi dan dukungan intensif
dari orang tua murid/masyarakat.
Pengembangan
konsep manajemen ini didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah dan
masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan tujuan
keseluruhan, kebijakan, strategi perencanaan, inisiatif kurikulum yang telah
ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan. Pendidikan ini menuntut
adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen sekolah; kepala
sekolah, guru dan tenaga/staf administrasi termasuk orang tua dan masyarakat
dalam memandang, memahami, membantu sekaligus sebagai pemantau yang
melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah yang
bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem informasi yang presentatif
dan valid. Akhir dari semua itu ditujukan kepada keberhasilan sekolah untuk
menyiapkan pendidikan yang berkualitas/bermutu bagi masyarakat.
Dalam pengimplementasian konsep ini,
sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengelola dirinya berkaitan dengan
permasalahan administrasi, keuangan dan fungsi setiap personel sekolah di dalam
kerangka arah dan kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah. Bersama -
sama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah harus membuat keputusan, mengatur
skala prioritas disamping harus menyediakan lingkungan kerja yang lebih
profesional bagi guru, dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
keyakinan masyarakat tentang sekolah/pendidikan. Kepala sekolah harus tampil
sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok yang
berbeda di dalam masyarakat sekolah dan secara profesional harus terlibat dalam
setiap proses perubahan di sekolah melalui penerapan prinsip-prinsip
pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan penghargaan di
dalam sekolah itu sendiri maupun sekolah lain.
Ada empat hal yang terkait dengan
prinsip - prinsip pengelolaan kualitas total yaitu;
(i)
perhatian harus ditekankan kepada proses
dengan terus - menerus mengumandangkan peningkatan mutu
(ii)
kualitas/mutu harus ditentukan oleh
pengguna jasa sekolah
(iii)
prestasi harus diperoleh melalui
pemahaman visi bukan dengan pemaksaan aturan
(iv)
sekolah harus menghasilkan siswa yang
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap arief bijaksana, karakter, dan
memiliki kematangan emosional. Sistem kompetisi tersebut akan mendorong sekolah
untuk terus meningkatkan diri, sedangkan penghargaan akan dapat memberikan
motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri setiap personel sekolah, khususnya
siswa.
Jadi
sekolah harus mengontrol semua semberdaya termasuk sumber daya manusia yang
ada, dan lebih lanjut harus menggunakan secara lebih efisien sumber daya
tersebut untuk hal - hal yang bermanfaat bagi peningkatan mutu khususnya.
Sementara itu, kebijakan makro yang dirumuskan oleh pemerintah atau otoritas
pendidikan lainnya masih diperlukan dalam rangka menjamin tujuan - tujuan yang
bersifat nasional dan akuntabilitas yang berlingkup nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar